Kiat Mempunyai Anak Sholeh

0 Comments Diposting oleh Ponpes Miftakhul Ulum Minggu, 24 Juli 2011 di 21.24

Kiat Mempunyai Anak Sholeh

Siapa pun pasti mengidam-idamkan anaknya kelak menjadi anak yang sholeh. Untuk mewujudkan keinginan ini hendaknya dilakukan beberapa hal: Pertama, hendaknya sejak anak masih berada di dalam kandungan, ibunya harus selalu mengkonsumsi makanan yang halal. Jangan sekali-kali memakan dan meminum sesuatu yang syubhat atau bahkan haram. Nabi Muhammad SAW. bersabda:

“Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, neraka lebih berhak baginya.”

Jika seseorang itu hartanya tergolong syubhat misalnya, maka hendaknya diupayakan agar harta syubhat itu tidak sampai dimakan, tapi dipergunakan untuk kebutuhan yang lain, sebab makanan yang shubhat atau bahkan haram itu pasti dapat menimbulkan dampak negatif pada jiwa orang yang mengkonsumsinya. Diceritakan, “Suatu ketika Abu Yazid Al Busthami mengadu pada ibunya perihal dirinya yang sudah beribadah kepada Allah SWT. selama kurang lebih 40 tahun, tapi belum dapat merasakan nikmatnya beribadah. Beliau lalu bertanya kepada ibunya, jangan-jangan ibunya pada waktu mengandung atau menyusui dirinya dulu pernah mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Ternyata kekhawatiran Abu Yazid ini terbukti, ibunya tadi mengakui, bahwa pada masa menyusui Abu Yazid dulu, saat naik ke loteng dia pernah meminum air susu satu gelas tanpa mencari tahu dulu siapa yang memilikinya.”

Kedua, orang tua hendaknya senang dan cinta terhadap orang-orang yang sholih, agar anaknya kelak tertulari kesholihan orang-orang sholeh tersebut.

Ketiga, hendaknya orang tua selalu berdo’a kepada Allah subhanahu Wata’ala agar anaknya ditakdir menjadi anak yang baik. Ada sebuah ijazah do’a dari Kiai Romli, beliau mendapat ijazah dari Kiai Kholil Bangkalan, Madura, yaitu:
“Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami termasuk orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang baik. Dan janganlah Engkau jadikan kami dan mereka termasuk orang-orang yang sengsara.”

Keempat, hendaknya orang tua mengajarkan anaknya untuk mengenal Allah SWT, dimengertikan tentang tata cara beribadah, halal-haram, hal-hal yang menyebabkan kemurtadan, dan lain-lain. Setelah itu anaknya mau disekolahkan ke mana pun, terserah. Yang penting orang tua sudah menanamkan pendidikan dasar agama yang kokoh.

Dalam persoalan mendidik anak ini, orang tua jangan hanya memikirkan dan menghawatirkan anaknya dalam urusan dunia saja. Sebab jika begini, sepertinya yang akan mati hanya orang tuanya semata. Justru yang harus selalu diperhatikan dan dipikirkan oleh orang tua adalah bekal apakah yang akan dibawa dirinya dan anaknya nanti ketika menghadap Allah SWT. sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub AS. menjelang ajalnya. Allah mengisahkan peristiwa ini dalam Surah Al Baqarah, ayat 133:أ“Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 133).

Sebagai orang tua, kita jangan hanya memikirkan:
“Apa yang engkau makan setelah kepergianku?”
Jika orang tua memiliki anak yang sholeh, maka dia tak ubahnya seseorang yang mempunyai usia panjang, meski umurnya pendek sekalipun, karena setiap saat dia akan selalu memperoleh kiriman amal.

Incoming search terms:

anak sholeh (614) , doa anak sholeh (153) , anak yang sholeh (81) , doa untuk anak sholeh (52) , doa anak soleh (39) , doa untuk anak soleh (28) , cara menjadi anak sholeh (23) , doa agar anak sholeh (20) , pondok pesantren anak-anak (20) , anak soleh (18)
Share

Islam Bukan Agama Keturunan

0 Comments Diposting oleh Ponpes Miftakhul Ulum di 21.16

Islam Bukan Agama Keturunan
Oleh : KH. Abdulloh Faqih

Mari kita semua bersyukur kepada Allah swt karena kita dijadikan seorang muslim. Sebesar-besarnya nikmat adalah nikmat iman dan Islam. Seyogyanya kita tidak memiliki perasaan bahwa sudah sepatutnya kita jadi orang islam, karena bapak ibu kita dan kakek nenek kita juga orang Islam. Sehingga kita menganggap bahwa seolah-olah Islam itu hanya karena faktor keturunan, sebagaimana kita merasa menjadi bangsa Indonesia karena bapak ibu kita orang Indonesia, dan tidak mengerti bahwa menjadi orang Islam adalah anugerah Allah, karena petunjuk Allah terhadap agama yang benar.

فمن يرد الله ان يهديه يشرح صدره للإسلام

Barang siapa yang dikehendaki dan dipilih oleh Allah untuk mendapat petunjuk-Nya, maka Allah akan melapangkan dadanya untuk (memeluk) Islam”.
(QS. Al-An’am;125)

انّ الدّين عند الله الإسلام


“Sesungguhnya agama yang benar menurut Allah adalah Islam”
(QS. Ali Imran ayat 19)

ومن يبتغ غيرالإسلام دينا فلن يقبل منه وهو فى الاخرة من الخاسرين

“Barang siapa yang memilih agama selain Islam niscaya tidak akan diterima, diakhirat ia akan merasa rugi”
(QS. Ali Imran ayat 85)
Oleh karenanya, marilah kita bersyukur atas nikmat Islam tersebut dengan ucapan Alhamdulillah. Juga bersyukur dalam hati, yakni dengan merasa senang dan bangga menjadi orang Islam. Begitu pula syukur melalui anggota badan, dengan cara menjalankan syariat Islam secara sempurna, yakni menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Itulah yang dinamakan takwa. Rasa syukur itu bisa pula diwujudkan dalam bentuk perjuangan, agar agama Islam senantiasa berkembang dan bisa diwaris oleh anak cucu kita. Jika kita menyukuri nikmat Islam yang telah diberikan tersebut, Insyaallah Islam akan tetap menjadi agama kita sampai kelak menghadap kepada Allah. Karena syukur bisa diibaratkan dengan tali, ia bisa digunakan untuk mengikat nikmat yang sudah diterima, juga untuk menangkap (menghasilkan) nikmat yang belum diterima.
Selain bersyukur kita juga harus merasa khawatir, jangan sampai nikmat Islam itu lepas dari genggaman kita. Seorang yang menjalani Islam selama hidupnya sama artinya tidak Islam ketika di akhir hayatnya mati menetapi su’ul khotimah. Oleh sebab itu, kita harus menghindari hal-hal yang menyebabkan su’ul khotimah seperti menyepelekan urusan shalat, berbuat lalai sehingga bisa kehilangan waktu shalat.
Kemudian, amalan yang bisa dilakukan untuk menggapai khusnul khotimah antara lain: membaca ayat kursi sehabis shalat, dan memperbanyak bacaan Laa Ilaaha Illa Allah. Sebagaimana ada ungkapan, bahwa seseorang biasanya akan meninggal dengan menetapi apa yang biasa ia lakukan semasa hidupnya. Rasulullah juga bersabda, yang artinya: “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah Laa Ilaaha Illa Allah maka akan masuk surga. Karena sudah nyata menjadi orang Islam”. Kata Sayyidina Ali: “Sempurna-sempurnanya nikmat adalah mati dalam keadaan Islam.
Diriwayatkan oleh Imam Turmudzi, Rasulallah bersabda, “Ingatlah bahwa sesungguhnya anak cucu bani adam dijadikan Allah bermacam-macam tingkatan atau golongan. Ada yang lahir sebagai mukmin muslim sebab bapak ibunya mukmin, lalu hidupnya tetap mukmin sampai mati. Ada yang lahir kafir dan mati dalam keadaan kafir. Ada pula yang lahir mukmin tapi matinya kafir, wal ‘iyadlu billah. Ada yang lahir kafir, hidup kafir tapi matinya mukmin (khusnul khotimah). Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber : Kakilangit, edisi-42, Ponpes Langitan Tuban Jatim

 

Incoming search terms:

islam bukan agama (2) , muslimah cerdas dari lahir sampai mati (1) , makalah kita masuk islam karena keturunan (1) , lagu islam anaka anak (1) , KOMENTAR k h aBDUL fAQIH lANGITAN TENTANG iSLAM bUKAN AGAMA KETURUNAN (1) , kh Abdul hadi sesepuh pondok pesantran langitan (1) , islam bukan agama keturunan (1) , adakah islam keturunan (1) , islam (1) , ilmu abayai (1)


Share

Khaflatul Imtikhan 2011

1 Comment Diposting oleh Ponpes Miftakhul Ulum di 01.56

Dulur dan sahabat terbaikku, yang diberkati selalu oleh Allah SWT.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dulur, yang punya dokumentasi baik berupa foto kegiatan acara Imtihan (yg nyesel banget ga bs kuhadiri.....) atau juga liputan seputar acara tersebut, monggo silahkan di uplod disini atau kasih FB linknya / isi komentar, tar saya konek disini supaya dulur2 yg lain yg sama ga bisa hadirnya ( kayak sy) ga sedih banget. Jik iso mbayangno suasana acara yg gegap riuh gempita, huehehehe.....

Monggo silahkan di isi kolom komentar dan copas link FB-nya utk uplod foto, ditunggu ya Cak, Ning juga.
Khususon bil khusus buat poro putro keluarga ndalem, Gus Ipung yg kalem dan kharismatik, Gus Afif yg (dulu) ugal-ugalan bin sukanya sahur mepet2 imsak, juga Gus Shofi yg down to earth (merakyat & membaur dg para santri), kulo ngaturaken sedoyo salam khurmat ugi gunge pangeksami, menawi sak mangkin dereng saget menghadap sowan.
---Tetep kulo nenuwun pangestu lan ugi pandungo sa' sae-saene ikhlas jnengan sedoyo.---

Wejangan dan ajaran-ajaran kebaikan tentang nilai hidup yg baik menurut Islam dari Almaghfurloh (Alm.) KH. Sufyan Tsauri insyAllah masih teguh saya pegang sampai hari ini.


Wassalam.
Salam hormat saya, AlGombloh.

Selamat datang

0 Comments Diposting oleh Ponpes Miftakhul Ulum di 01.46

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Cak dan Ning, para sedulur sesama alumnus atau masih nyantri di Al Miftakhul Ulum, silahkan mampir dan minum kopi sejenak disini.
Ini saya buat untuk sekedar membuat wadah dan corong komunikasi serta utamanya jaring silaturrahmi antar alumni atau juga yg masih nyantri.

Semua dipersilakan menikmati "hidangan "yg sederhana ini, jangan sungkan-sungkan untuk memberikan masukan apapun yg tentu tujuannya untuk meningkatkan nilai manfaatdg adanya domain ini.

Bismillahirrahmanir rahimmmmm...........
ya Khayyu, ya Aliyyu, ya Maliyyu, Ya Ghoniyyu.
Saya nyatakan weblog ini dibuka, jreenggggggg, . .............
Diengggggg......
klepek-klepek..!!

Share